Agam Rinjani Lakukan Cara Tak Wajar Dalam Mengevakuasi Jasad Juliana Marins

BERITA VIRAL - Agam Rinjani sedang jadi perbincangan karena bisa membawa jasad Juliana Marins, warga negara Brasil yang jatuh ke jurang di Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025).

Jenazah Juliana berhasil dievakuasi pada Rabu (25/6/2025). Ia bersama tim SAR gabungan melakukan evakuasi jasad Juliana dengan cara vertical evacuation

Agam merupakan satu dari beberapa orang rescuer yang turun mengevakuasi jenazah Juliana Marins di kedalaman 600 meter.

Namun Agam yang menjadi garda terdepan mengangkut dan mengevakuasi jasad Juliana.

Cara tak biasa dilakukan Agam saat mengevakuasi Juliana Marins dengan cara bergelantung menggunakan metode vertical rescue secara manual menggunakan tali

Prosesi ini berlangsung panjang berhari-hari dan dilakukan oleh orang-orang profesional. 

Orang biasa tak bisa sembarangan melakukan metode vertical rescue.

Sebab diperlukan keahlian lebih yang lebih mendalam untuk meminimalisir kesalahan. 

Dikutip dari laman resmi BPBD, vertical rescue adalah teknik evakuasi yang biasanya digunakan pada medan curam dan terjal.

Cara ini digunakan ketika antara korban dan penyelamat, ada jarak vertikal yang jauh dan hanya bisa bisa dijangkau memakai peralatan penunjang berupa katrol yang dibuat khusus untuk penyelamatan. 

Alat-alat yang digunakan hampir sama seperti kegiatan pemanjatan biasa. 

Tetapi, dibutuhkan alat yang bisa mengunci tali agar tidak bergerak saat sedang tidak ditarik, sehingga memungkinkan korban tak kembali ke posisi awal.

Agam menyebut, prosesi yang dijalaninya dalam melakukan evakuasi Juliana Marins sangat berat.

Kondisi di lapangan, kata Agam, jasadnya berada di jurang yang sangat terjal.

"Karena kondisi medan yang berat dan terlalu jauh ke bawah," ungkapnya.

Apalagi menurut dia, kebanyakan orang yang jatuh akan sulit kembali dalam kondisi selamat. 

Sudah banyak kasus di Rinjani memang susah hidup ketika jatuh di lubang-lubang itu semua. Karena memang terlalu curam," ungkapnya.

Agam menyebut, prosesi tak normal dan berat harus dijalani para penyelamat. 

Mereka semua tidur dengan terikat tali menggunakan sleeping bag atau kantong tidur dengan jaket seadanya. 

Tubuh mereka terikat dengan tali yang dikaitkan pada bebatuan.

Lokasi jasad Juliana terbilang sangat ekstrim. 

"Kami menginap di pinggir tebing yang curam 590 meter bersama Juliana 1 malam dengan memasang ancor supaya tidak ikut meluncur lagi 300 meter," tulis Agam di Instagram.



SC : Sunarti Dery/fb

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama