NEPAL - Demo Nepal munculkan kerusuhan & kerusakan banyak tempat hingga sebabkan mundurnya Presiden, PM hingga Menkeu. Bagaimana kondisi pemerintahan negara Nepal?
Demo Nepal memunculkan kerusuhan dan kerusakan di berbagai tempat umum hingga kediaman sejumlah pejabat pemerintah pada Selasa (9/9). Hal ini diikuti juga kemunduran beberapa pejabat pemerintahan yang menyebabkan dampak lebih krusial bagi negara Nepal.
Penyebab demo Nepal awalnya didasarkan pada keinginan masyarakat untuk memprotes tindakan korupsi pemerintah. Lantaran penyebaran aksinya dibatasi di media sosial, rakyat pun semakin memanas di jalanan.
Beberapa pejabat yang jadi korban demonstrasi dan mundur dari pemerintahan mencakup Presiden Nepal Ram Chandra Poudel dan Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli. Adapun Bishnu Prasad Paudel selaku Menteri Keuangan Nepal ditelanjangi oleh pengunjuk rasa.
Aksi demonstrasi di negara Nepal pada Selasa lalu langsung menyebabkan PM Prasad Oli undur diri. Mengutip laporan NDTV, rumah PM Nepal ini dibakar oleh pengunjuk rasa.
“Perdana Menteri telah mengundurkan diri”, ujar Prakash Silwal, ajudan PM Oli, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/9).
Pejabat lain seperti Menteri Pertanian Ramnath Adhikari, Menteri Dalam negeri Ramesh Lekhak, serta Menteri Penyediaan Air Pradeep Yadav juga turut meninggalkan jabatan.
Presiden Nepal Ram Chandra Poudel menyusul undur diri dari kursi pemerintahan. Dalam pidato resminya di tv nasional Nepal, Poudel vakum dari kekuasaan demi menjaga persatuan dan mencegah konflik.
Demo Nepal yang dimotori para Gen Z masih terus berlanjut hingga saat ini. Sebelumnya, pada Rabu (10/9), tentara Angkatan Darat Nepal resmi mengambil alih situasi keamanan negara.
Protes yang menyebabkan rusaknya fasilitas publik di Nepal ini menyebabkan mereka harus menerapkan darurat militer. Aksi yang sebelumnya rusuh pun kian mereda.
Kini masyarakat Nepal menyampaikan protes dan menuntut antikorupsi dengan cara komunikasi. Beberapa penuntut bahkan merekomendasikan beberapa nama untuk mengisi kekosongan bangku kekuasaan, misalnya Sushila Karki.
Pasca berubah menjadi negara republik federal sekuler, ada banyak kekecewaan yang dirasakan masyarakat. Penduduk, mayoritas pro-monarki, mulai menuntut berbagai kasus praktik korupsi dan ketertinggalan pembangunan.
Bahkan, ada beberapa gelombang demonstrasi yang digelar masyarakat selama tahun 2025 ini. Demonstrasi paling rusuh terjadi pada Selasa (9/9) menyebabkan kekosongan pemerintahan.
Demonstrasi menuntut untuk kembali ke monarki umumnya dilakukan demi mendapatkan kembali kesejahteraan warga. Sejumlah masyarakat Nepal lebih mempercayai masa monarki karena sistemnya teratur dan lebih stabil.
source : tirto.id